Empat Tipe Doa, Belajar dari Abraham

Malang, www.beritamadani.com – Saudaraku yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada hari ini saya kembali menyapa saudara untuk berbagi FT terkait “Empat Tipe Doa, Belajar dari Abraham”.

Mari kita baca FT Kejadian 18: 1-15,

Allah mengulangi menjanjikan seorang anak laki-laki kepada Abraham

18:1 Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik. 18:2 Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah, 18:3 serta berkata: “Tuanku, jika aku telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu ini. 18:4 Biarlah diambil air sedikit, basuhlah kakimu dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini; 18:5 biarlah kuambil sepotong roti, supaya tuan-tuan segar kembali; kemudian bolehlah tuan-tuan meneruskan perjalanannya; sebab tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini.” Jawab mereka: “Perbuatlah seperti yang kaukatakan itu.” 18:6 Lalu Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata: “Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!” 18:7 Lalu berlarilah Abraham kepada lembu sapinya, ia mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya dan memberikannya kepada seorang bujangnya, lalu orang ini segera mengolahnya. 18:8 Kemudian diambilnya dadih dan susu serta anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya di depan orang-orang itu; dan ia berdiri di dekat mereka di bawah pohon itu, sedang mereka makan. 18:9 Lalu kata mereka kepadanya: “Di manakah Sara, isterimu?” Jawabnya: “Di sana, di dalam kemah.” 18:10 Dan firman-Nya: “Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki.” Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya. 18:11 Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. 18:12 Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: “Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?” 18:13 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: “Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua? 18:14 Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki.” 18:15 Lalu Sara menyangkal, katanya: “Aku tidak tertawa,” sebab ia takut; tetapi TUHAN berfirman: “Tidak, memang engkau tertawa!” (Sumber: Alkitab Sabda)

Saudaraku yang terkasih, doa merupakan satu satunya penghubung antara kita dengan Allah dan didalam Yesus kita memiliki jaminan bahwa doa kita sampai kepada Bapa.

Mari kita pelajari dalam kehidupan Abraham, ada 4 macam doa, yaitu:

1.Mendesak/Membujuk

Lewat kepekaan rohaninya Abraham bisa mengerti dan mengenali bahwa 3 orang yang berjalan ini  bukan sembarang orang. Ketiga Orang ini merupakan Theofani (penampakan Tuhan dalam wujud manusia di zaman PL). Di dalam PL terdapat beberapa kali diceritakan Allah datang dalam wujud manusia. Ketiga orang ini berbicara Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus.

Abraham tidak melewatkan kesempatan ini dan mengundang ketiga Orang itu untuk mampir di kemahnya, lebih tepatnya lagi ia mendesak atau membujuk supaya mereka mampir.

Hal ini terlihat dari bagaimana Abraham melayani dan menyenangkan ketiga orang ini.

Ini adalah salah satu tipe (aspek) doa, bahwa doa itu adalah mendesak atau membujuk Tuhan untuk mampir. Ini merupakan sikap hati kita yaitu bagaimana kita sangat merindukan Tuhan.

Contoh lain:

Kejadian 19:3. Lot ”mendesak”Dua utusan untuk mampir ke rumahnya.

Lukas 24:29. Dua orang murid-murid yang berjalan ke Emaus mendesak Yesus untuk mampir ke rumahnya dan sebagai akibatnya mata mereka dicelikkan oleh Yesus.

Kalau Allah mampir dalam rumah kita pasti ada sesuatu yang terjadi dalam hidup kita. Demikian juga dengan Abraham. Ia mendapat peneguhan janji tentang anak yang dijanjikan Tuhan. Lot, ketika ia mendesak Tuhan untuk mampir, maka ia selamat dari Sodom dan Gomora.

Dengan apa kita membujuk Tuhan? (Yesaya 57:15)

Apa yang bisa membuat Tuhan tertarik untuk mampir, adalah hati yang remuk. Ketika kita membawa hati yang demikian maka Tuhan pasti datang dan akan masuk dalam kehidupan kita, dan tinggal bersama-sama dengan kita. Itu sebabnya peranan Roh Kudus sangat penting dalam memimpin kita berdoa, sehingga kita dapat menghampiri Tuhan dengan hati yang remuk.

2. Bergumul (Pergumulan)

Tipe doa yang kedua adalah kelanjutan dari kisah diatas (Kejadian 18:16-33).

Ada satu titik dimana Abraham tawar menawar dengan Allah Bapa (Allah Anak dan Roh Kudus) meneruskan ke Sodom dan Gomora). Abraham melakukan beberapa kali tawar-menawar dengan Allah supaya tidak melenyapkan tempat itu. Ini adalah tipe doa yang bergumul.

Kita ingat cucu dari Abraham yaitu Yakub. Yakub ini juga melakukan apa yang pernah Abraham lakukan yaitu bergumul dengan Tuhan di tepi Sungai Yabok. Yakub berkata bahwa dia tidak akan melepaskan malaikat Tuhan sebelum dia diberkati, dan akhirnya Yakub diberkati.

Doa itu perlu kegigihan karena doa itu adalah sebuah pergumulan. Semangat Yakub ini harus kita miliki, yaitu bagaimana kita memegang janji Tuhan, sampai janji itu dinyatakan dalam hidup kita. Kita punya janji-janji Tuhan yang luar biasa.

Contoh lain dalam PB, yaitu seorang wanita Kanaan, bagaimana ia meminta kepada Tuhan untuk menjamah anaknya yang sedang sakit. Wanita ini tetap gigih sekalipun ia mendapat banyak halangan.

Pertama, ia tidak dianggap oleh Tuhan; Kedua, ia diusir oleh murid-murid Tuhan Yesus; Ketiga, ia dijawab dengan ketus; Keempat, yaitu perkataan yang sangat merendahkan.

Namun demikian wanita ini tidak menyerah (Matius 15:21-28; Markus 7:24-30). Jangan mudah menyerah, sebab bagi orang gigih pada akhirnya doa mereka akan menjadi kenyataan.

3. Menanti (Penantian)

Doa juga sebuah penantian. Allah mengadakan suatu perjanjian dengan Abraham (Kej.15:7-21). Pada masa itu cara berjanji adalah meletakkan korban binatang belahan dibuat berhadap-hadapan dan orang yang berjanji berjalan di tengah-tengah binatang belahan tersebut.

Sewaktu Abraham menyiapkan segala sesuatu, ia sudah menyiapkan korban berhadap-hadapan, dan yang selanjutnya dilakukan oleh Abraham adalah menanti sebab Allah tidak langsung datang. Waktunya tidak tahu berapa lama, sebab dikatakan bahwa Abraham sampai tertidur.

Selama menanti itu Abraham mengusir burung-burung pemakan bangkai yang datang ke atas korban tersebut.

Abraham tidak kuat untuk terus mengusir dan akhirnya dia tertidur, dan ketika ia bangun, ia melihat Allah sudah hadir dalam wujud perapian yang berasap dan suluh yang bernyala, yang berjalan di tengah-tengah belahan korban itu.

Ini berbicara tentang Allah Bapa dan Roh Kudus. Lalu dimana Allah Anak? Yesus adalah korban itu, yang berbicara tentang salib. Sebab melalui karya salib Bapa mengikat perjanjian-Nya. Roti, dan anggur merupakan perjanjian Allah.

Doa adalah sebuah penantian, dimana kita harus menanti dengan sabar sampai Allah sendiri hadir, berjalan menghampiri kita. Penantian itu tidak pernah sia-sia, sebab Tuhan pasti menghampiri kita. (Mazmur 5:4, Mazmur 40:2)

4. Menyerah (Penyerahan)

Ketika Abraham sudah mencapai pada puncak kerohaniannya. Allah menyuruhnya untuk mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran kepada Allah (Kej.22:1-19). Karena Lot Abraham berani tawar-menawar dengan Allah, tetapi kali ini Abraham tidak melakukan tawar-menawar, melainkan langsung melakukannya. Inilah tingkat doa yang paling tinggi, yaitu penyerahan (menyerah). Apa pun yang Tuhan mau lakukan, Tuhan tahu itu yang terbaik.

Menyerah itu memang tidak mudah sebab kita punya kehendak dan daging. Tuhan meminta apa yang paling dikasihi oleh Abraham, dan Abraham menyerahkannya. Kita tidak perlu takut sebab Tuhan itu tahu sampai dimana kita. Abraham tidak dimintai seperti itu, ketika ia belum sampai kepada puncak pengiringannya dan imannya. Dan setelah itu Allah tidak lagi menguji Abraham.

Dalam Surat Ibrani dijelaskan mengapa Abraham mau menyerahkan Ishak, yaitu karena ia percaya Tuhan sanggup membangkitkannya kembali.

Ketika kita menyerah, maka:

a.Kehendak Allah digenapi dalam kehidupan kita

b.Kita beroleh damai sejahtera

c.Kita mendapat kembali apa yang kita serahkan, bahkan lebih dari apa yang kita serahkan.

Ketika Abraham menyerahkan Ishak maka ia mendapatkan Ishak kembali, bahkan ia mendapat Ishak-Ishak yang lain, dan yang paling hebat ia mendapatkan Yesus Kristus.

Tetapi semua ini berawal dari sebuah penyerahan. Demikian juga ketika kita mendapat bagian dari Tubuh dan Darah Yesus, yaitu hidup yang kekal, itu semua kita dapatkan karena Yesus menyerah di Taman Getsemani. Yesus menyerah kepada kehendak Bapa. Demikian juga dengan Yakub, ketika ia mau menyerahkan Benyamin, akhirnya ia bertemu dengan Yusuf, anak yang dikasihinya.

Saudaraku yang terkasih, doa adalah sebuah permohonan, sebab itu perlu kerendahan hati. Doa itu sebuah pergumulan, sebab itu perlu kegigihan. Doa itu sebuah penantian jadi perlu kesabaran. Doa itu adalah sebuah penyerahan jadi perlu penyerahan diri. Dan apa pun bentuk doa anda, percayalah bahwa doa anda pasti dijawab!. “Tuhan Yesus Memberkati”

Penulis: David Kusuma,S.T.,M.Miss.(Penginjil di Pos PI Harapan Kasih 512, Bunulrejo, Kota Malang).  Sumber: GPDI ZA, Alkitab Sabda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top