

Kabupaten Kediri, www.beritamadani.com – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana dalam waktu dekat akan menginisiasi pembentukan forum kerukunan antar perguruan silat.
Forum tersebut selain sebagai wadah silahturahmi, juga untuk mengantisipasi adanya gesekan yang kemudian berubah menjadi insiden bentrok yang lebih besar.
Seperti diketahui pada Kamis (5/1/2023) dini hari sempat terjadi insiden yang melibatkan perguruan silat di Kecamatan Ngadiluwih.
Dalam rapat koordinasi bersama forkopimda yang turut menghadirkan pengurus perguruan-perguruan silat yang terlibat, Bupati Kediri menegaskan apapun bentuk perguruan silat yang ada di Kabupaten Kediri, peristiwa Ngadiluwih harus menjadi yang terakhir.
Pihaknya tidak mengharapkan kejadian yang sama kembali terulang. “Perlu adanya wadah silaturahmi antar perguruan silat untuk mencegah konflik antar simpatisan,” kata Mas Dhito, sapaan akrab Bupati Kediri, Sabtu (7/01/2023).
Pembentukan forum kerukunan antar perguruan silat itu akan dipercepat, dimulai dari 14 perguruan yang berada dibawah naungan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Kediri.
Selain pembentukan forum kerukunan antar perguruan silat, Bupati Kediri juga berharap ke depan diadakan kegiatan latihan bersama bagi perguruan silat di wilayah Kabupaten Kediri untuk meningkatkan kerukunan.
Disamping itu, Bupati Kediri, akrab dengan sapaan Mas Bup ini juga meminta kepada pengurus perguruan silat untuk memberikan penegasan kepada para anggotanya untuk lebih dewasa dalam menyikapi permasalahan.
Ketua dan pengurus perguruan pencak silat se-Kediri Raya diharapkan bisa memberikan arahan kepada seluruh anggotanya. “Agar tidak terjadi gesekan dan konflik di wilayah Kabupaten Kediri,” tegas Mas Dhito Bupati Kediri.


Di sisi lain, Kapolres Kediri AKBP Agung Setyo Nugroho menegaskan meski nantinya bakal dibentuk forum kerukunan antar perguruan silat, tindak pidana terkait insiden yang terjadi tetap akan diproses sesuai hukum.
“Terkait pelanggaran hukum tetap kita tindak tegas sesuai aturan hukum yang berlaku,” tegas Kapolres Kediri.
AKBP Agung Setyo Nugroho juga menghimbau ketua dan pengurus perguruan silat untuk berkomunikasi dengan pengurus daerah lain. Pasalnya saat insiden Ngadiluwih didapati simpatisan pencak silat dari daerah lain.
“Kami mengharapkan dari senior-senior pencak silat yang ada di Kabupaten Kediri untuk berkomunikasi dengan pengurus dan ketua dari kabupaten tetangga,” tutur Kapolres Kediri.
Sementara itu mencegah terjadinya pergerakan massa, sejak Jumat kemarin aparat gabungan yang terdiri dari Polres Kediri dibantu personil TNI, Satpol PP, dan Dishub Kabupaten Kediri terus melakukan pengamanan ketat di jalur-jalur masuk Kabupaten Kediri.
“Kegiatan penyekatan antisipasi sekalian patroli untuk menjaga kamtibmas sehingga diharapkan bisa aman dan kondusif,” kata Kapolres Kediri AKBP Agung Setyo Nugroho.
Berdasarkan catatan, ada 2 insiden yang melibatkan perguruan silat terjadi di wilayah Ngadiluwih. Yang pertama terjadi ketika latihan salah satu perguruan silat dibubarkan dan sejumlah barang pribadi serta atribut dirampas oleh kelompok lain. Kasus ini telah dilaporkan ke polisi, dan polisi juga telah mengamankan sejumlah orang yang diduga terlibat dan menetapkan 5 orang sebagai tersangka.
“Terdiri dari 3 anak-anak dan 2 dewasa,” jelas Kasat Reskrim Polres Kediri, AKP Rizkika Atmadha Putra.
Kemudian, masih terkait kasus pertama, ratusan simpatisan perguruan silat, Kamis (5/1/2023) malam mendatangi Mapolsek Ngadiluwih, mendesak pihak kepolisian mengusut laporan tadi.
Usai peristiwa itu, dua perguruan silat diduga terlibat insiden bentrokan. Terkait insiden itu, pihak kepolisian mengamankan 13 orang yang diduga terlibat. Kepada para tersangka dikenakan pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan atau kekerasan terhadap orang atau barang dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.
Dari ke 13 orang tersebut terdiri dari anak-anak dan juga orang dewasa, “Semuanya dari dua perguruan Beladiri silat berbeda,” jelasnya. (Cak Panggah)