

Surabaya, www.beritamadani.com – Pegiat Lintas Budaya Jawa Timur kembali mengadakan pertemuan sebagai bentuk tindak lanjut dari acara sebelumnya yaitu Sarasehan dan Diskusi Budaya yang kala itu diadakan di Pendopo Petilasan Eyang Yudo Kardono Surabaya, pada 06 November 2022.
Kegiatan kali ini dilaksanakan di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur, Jl. Raya Juanda No. 22 Surabaya pada Rabu, 16 November 2022. Dihadiri oleh beberapa tokoh budayawan diantaranya Ki Bagus Empu Batu dan Ki Gesang (Surabaya), Ki Joko Pitono (Kediri), Ki Ageng Jontor Siswanto (Blitar), Ki Sabdo (Tulungagung), Kang Didik (Lumajang), Kang Semut (Surabaya), dan lainnya.
Diskusi tentang Kerangka Pembentukan Lembaga Konsultan Kebudayaan Jawa Timur berlangsung di Ruang Konsultasi Hukum Klinik UMKM yang dipandu oleh Bambang Rijanto, S.H., M.H. Diskusi berlangsung komunikatif dan berisi (berbobot-red), dimana terjadi penyatuan visi dan misi akan dibawa kemana, dan bagaimana para pegiat budaya saat ini.
Sesuai dengan kesepakatan sebelumnya bahwa akan dibentuk sebuah Lembaga Konsultan Kebudayaan yang nantinya akan berperan sebagai wadah yang akan mengakomodir semua agenda kebudayaan di Jawa Timur untuk ditingkatkan “kelas” nya menjadi setara dengan bidang Bisnis dan UMKM yang telah ada lebih dahulu. Maka kebudayaanpun demikian, bahwa kebudayaan merupakan produk yang selama ini juga mempunyai kontribusi yang besar sehingga pantas untuk mendapatkan fasilitas dari Pemerintah.


Ki Ageng Jontor Siswanto mewakili Sekjen LP2BN yang telah berkiprah selama 12 tahun sekaligus adalah Ketua Umum PASEBAN XI menyampaikan, “Diantara keluhan-keluhan para pegiat budaya adalah event-event yang mayoritas dibiayai secara pribadi tanpa mendapat dukungan dari Pemerintah”. Pernyataan ini diamini oleh peserta yang lain bahwa selama ini kegiatan kebudayaan dilakukan secara swadaya bersama.
Ki Bagus Empu Batu menekankan bahwa “Kebudayaan harus dimanage secara profesional meskipun kita menganggap bahwa budaya adalah art (seni) yang berkaitan mood para pelaku. Dalam hal kemajuan maka disiplin dan kinerja juga harus ditingkatkan. Sehingga keberadaan Lembaga Konsultan Kebudayaan ini diharapkan mampu meningkatkan daya kekuatan ke dalam dan ke luar. Ke dalam para insan pelaku budaya semakin memahami pentingnya database dan disiplin kinerja, dan ke luar mempunyai daya bargain sehingga sebagai produk kebudayaan mempunyai nilai jual dan mendapat tempat yang lebih layak sebab selama ini pun berkontribusi besar”.
Ki Bagus Empu Batu meyakini bahwa dengan Skill dan Kemampuan para pegiat budaya yang telah berkiprah selama ini pasti bisa membentuk Lembaga Konsultan Kebudayaan. Yang dibutuhkan adalah jiwa yang ADHIRAJASA yaitu bermental dan berjiwa TANGGUH, serta mengangkat karakter LOCAL GENIUS. (Maria Veronica Setiorini)